Jumat, 14 Maret 2014

Nakal

Pagi itu, di hari yang cerah, matahari begitu manja menyebar sinar dan kilaunya, begitu juga bunga-bunga yang menyambut mesra, dan tentu saja, Pak Khalil yang rumahnya depanku, mem-bleyer sepeda motornya begitu matahari datang.
“Ah, masih sama seperti biasanya.” Kataku

Namaku Apriando Aji, biasa dipanggil Ando, Aji, Pria, Ciplek. Yah, karena entah kenapa aku yang nggak ada keturunan cina ini kelopak mataku sipit, dan tentu saja gaya rambut semi mohawk berbuntut tetap menjadi pilihanku, walaupun kadang cekcok sih sama ayah, katanya kayak anak berandal, emang iya, eh nggak eh Aahh udahlah. aku paling suka berantem, apalagi sama preman deket rumah, bisa pulang babak belur tiap malam Cuma gara-gara cekcok rebutan kopi.

Lalu aku pun bergegas bangun dari tidurku, tidur yang tak nyenyak. Bangun dengan mata memerah, badan lemas, lunglai, serasa sakaw, eh tidak, ini hanyalah bangun tidur, bung!. Ya, aku adalah mungkin bisa disebut insomnia akut, karena aku tidak pernah bisa tidur sebelum jam 12, atau mungkin aku terlahir nokturnal, ah sudahlah…

“Ma, berangkat dulu yaa.” Kataku sambil mengunyah roti meses buatan ibukku. Kukayuh sepedaku menuju sekolahku. Ditengah jalan, aku mulai menyapa mereka orang-orang sekitar rumah, mulai dari penjual koran, bensin eceran, sampai orang-orang tua yang lagi jogging, dan berpapasan dengan teman-temanku, Oh iya, kukenalkan juga mereka, yang kacamata namanya Dio, tinggi, juara taekwondo, tau sendiri, muka dia cina, suka koleksi bokep, suka banget ngeliatin cewek yang mungkin sengaja atau aku yang nggak tau suka mamerin dada sama pantatnya, walaupun kadang aku juga ikut sih hehe. Kalo ini namanya Bara, Berandal asal gorontalo, pindahan. Orangnya gede, kulitnya coklat kehitaman, rambutnya keriting tapi di mohawk, panjang lagi, jadi inget genji di crows zero, Cuma ini gede, belo, pesek, item, idup lagi. Dan tak terasa kami sudah sampai disekolah, mungkin segarnya angin dan hangatnya sinar matahari membuat kami menikmati perjalanan ini.

Sekolah Diamante 03. Terlihat bangunan yang berdiri tinggi dan kokoh berwarna abu-abu dan putih, gak usah mbayangin rumah sakit deh. Sekolah ini menurutku “cantik”, karena taman yang berisi tumbuhan hijau dibentuk lingkaran dan tanaman-tanaman hias yang ditengahnya ada air mancur bersama dengan kolam kecil dan ikan-ikan lucunya, tapi mungkin udah nggak lucu soalnya si Dio udah masukin baby shark ke dalamnya……… oke. Lalu keistimewaannya lagi adalah taman itu diatur rapi sedemikian rupa bersama jalan setapak yang membuat kaki dan mata tak capai untuk berkeliling melihatnya, apalagi pacaran, ciheyyyy.

Masuklah kita bertiga kedalam kelas, kelas ini mungkin bisa disebut cozy, karena desain dan penataannya yang diatur oleh Lintang, sekretaris kelas ini, simple sih, warna kelas yang krem, laku hiasan-hiasan lukisan dari teman-teman sekelas, dan foto kami pada saat classmeeting, tentu saja dengan adegan yang absurb.

“Hey bro, lo tau gak, gue barusan dapet tiket konser raissa!!!” kata Aray.     
 
Siapa Aray? Aray adalah pemuda jawa-madura kekar tanpa rasa takut gila bola berambut situasional, kalo pas rajin rapi, kalo pas gila, sama kayak si Bara, Cuma lebih parah, ditambah skin garis sampe tengah, katanya ngikutin tren. Dia ini suka godain cewek, apalagi si Natasha. Lagian juga orangnya lucu.

“Ah yang bener? Dapet darimana lo?” kataku.
“Biasa, pre-sale, mau gak? Tuker sama bangku lo ye?” kata Aray.
“Oi ray, lo bisa pesenin buat gue gak?” kata Bara.
“O.. gak bisa, raissa Cuma milik gue seorang, gak ada yang boleh dapet selain gue!” balas Aray semangat.
~o~
Pelajaran dimulai, Matematika, pelajaran yang paling aku nggak bisa, padahal semuanya sih nggak bisa, ini yang paling, lagian log itu buat apaan, sih, kalo juga aku kerja di bagian perhitungan, pake kalkulator kan bisa, semua senang.

“Plek, Gue punya kaset baru, Ai shinozaki Pleeek, gede!” kata Dio sambil bisik-bisik karena guru sedang menerangkan.”
“Wanjiiir! Sampulnya Yo.. gue pinjem ye?” Kataku bersemangat.
“Boleh boleh, tapi dengan satu syarat, lo harus dapetin foto Natasha yang paliiiing cantik, buat gue pastinya.” Balas Dio
“Deal, gampang kalo itu, gue jagonya! Sini-sini gue bawa pulang.”

Natasha, cewek bintang sekolah asal dari bandung, ahey awewe bandung emang geulis euyy, kulitnya yang putih dan halus ditambah rambut panjangnya, matanya yang bundar seakan memancarkan cintaaa. Dia ini adalah target kita berempat, dan mungkin target sesekolah, atau juga guru PPL Fisika yang barusan semester 3 kuliah, wanjir pedopil.

Setelah itu kami menjalani pelajaran demi pelajaran, waktu terasa lama sekali ketika kami mencoba mencerna apa yang guru ajarkan, lagi pula bagaimana pelajaran bisa masuk kalau saja pelajarannya membosankan. Nah aku ceritain kebiasaan temanku satu persatu, si Dio. Nah udah ketebak kan? Dia ini maniak bokep, jadi ya kalo lagi bosen ya baca majalah playboy. si Aray, paling-paling ngebersihin sepatu bolanya, mainin bola, atau buka TL ngestalk bola. Si Bara, Ngorok, kalo nggak ya main kartu sama aku, yah tergantung aja sih lagi pengen main apa.

“ANDO! BARA! KALIAN MAJU KEDEPAN!” tiba-tiba guru mat itu berteriak.
Lantas kartu-kartuku pun berjatuhan, kami berdua pun maju.
“KALIAN INI, SELALU SAJA TIDAK MEMPERHATIKAN, MAU JADI APA KALIAN NANTI HAH? IBU HUKUM KALIAN, BERDIRI DI LAPANGAN SAMBIL HORMAT KE BENDERA SAMPE ISTIRAHAAAAAAAAAT…” teriak tarzan, eh guru mat, sampe-sampe kalo digambarin nih, kita berdua udah kelempar jauh keluar, kaca-kaca pecah, bumi kiamat ……………… oke. Lanjut.


~o~


“Anjing lo plek.” Kata Bara.
“Lo anjing.” Balasku

Kami berdua pun berpanas-panasan dibawah terik matahari, kalo liat wajahnya bara, kayak ikan dibakar udah mateng, Item. Basah. Desah. Asin. Akhirnya istirahat pun dimulai, hukuman kami selesai, dan kami langsung tancap main bola tanpa balik ke kelas sampai pelajaran lagi.
“Oi, kelas 11 Udah kita kuasain kecuali 11 IPA 4, si ronald, gimana soal kakak kelas sama adek kelas?” kata Bara sambil memakan kebab.
“Iya Plek, lo sebagai ketua, seharusnya kita harus memperluas kekuasaan, biar kita bisa nguasaain sekolah ini!.” Kata Dio
“Bentaran dikit napa, lagian kelas 10 juga masih cupu, lo gak liat apa mukanya? Anak mami semua, kayak lo yo!” balasku
“Bangsat lo! Haha” kata Dio sambil ketawa.
~o~
Ditengah perbincangan kami, Ega, ketua kelas kami berlari menuju bangku makan kami, “Woy berandal, tu liat kelas kita diacak-acak sama Ronald! Berlima sama temennya, cepet!” kata Ega sambil terengah-engah.
“Cok, panganan anyar, Budhaaaal.” Kataku sambil berlari.

-      Dari sini aku-nya udah diganti sama ando, jadi aku itu tadi ando, cheers! -


“MANA ANDO HAH? MANA BARA? MANA ARAY? MANA DIO? MANA MEREKA? MANA ”SRIGALA” ? KELASNYA GUE ACAK-ACAK, LEMAAAAH, MEREKA CUMA ANJING! MEREKA SAMPAH!.” Kata Ronald dengan keras.
Mendengar itu Natasha agak risih, sehingga dia tiba-tiba mau keluar kelas, lalu diperjalanan tangannya dipegang Ronald, “Mau kemana, Cantik?” goda Ronald. “Lepasin nggak!” kata Natasha, “Eitts, kamu harus sama aku.” Kata Ronald Maksa.

Tiba-tiba………
~~~WUSSHHHH BRAKKKK KCAU KCAU!!. Terdengar suara terlemparnya manusia ke bangku dan tembok, ternyata Ando, yang berlari dan langsung lompat dan menendang anak buah Ronald, disusul Bara yang mencekek anak buahnya yang lain, Aray dengan spesialnya, uppercut, dan Dio dengan kaki khas taekwondonya, mereka masuk dan melihat keadaan kelas sudah porak-poranda.
“Wuh, kotor amat kelas ini, Oi, lo gak piket ya?” kata Aray menunjuk Risa, risa diam, masih takut, mencekam.
“Eleh-eleh, Tadi pagi gue udah ngerapiin bangku, masak gak beraturan lagi, alaaa.” Kata Bara
Lalu Aku, langsung mengambil kursi dan duduk, dan berbincang sambil menyindir Ronald, “Bro, ngapain bro kesini bro, itu juga ngapain tangan pegang pegang putri kita?”
“Ee…e…e..h, anu…nu.. ee… ini gue mau kenalan sama Natasha.”
“Lepasin tau nggak!” kata nattasha sambil menarik tangannya lalu keluar kelas.
“AAAAAAAAAHH BAJINGAN LO NDOOOO!” kata ronald
Bam.. sebuah pukulan keras mendarat di pipi Ando, Ando masih berdiri tegak memasukkan tangan di saku, dan meludah di baju Ronald, “Udah, gitu doang?” kata Ando, belum puas, Ronald melayangkan pukulan lagi ke piki kanan Ando
BAMM!! Lebih keras, hidung Ando mulai mengeluarkan cairan merah, Laki, darah.
 “Ngantuk nih ah, selesaiin aja ndo keburu laper lagi guaa.” Kata Bara. Ando pun dengan cekatan memukul pipi kiri Ronald, Ronald membalas, namun gerakan Ando terlalu cepat untuk Ronald, Ando memberikan gerakan tipuan, lalu menendang perut Ronald dan memukul pipinya sekali lagi, Ronald terpental ke bangku, Ando yang belum puas menarik Ronald dan memukulinya lagi, lalu mengambil kepalanya dan membenturkannya dengan dengkul Ando.
Darah bercucuran, Ronald pingsan.
“SERIGALA!!!!!” kata Ando!
“YEAHH ITU ANDO YANG GUE KENAL! HAHAHA!” Kata Dio
Berlanjut dengan anak buah Ronald yang menggotong ronald, lalu tiba-tiba Ando berkata. “11 IPA 4, Gabung sama gue!, lo sekarang anak buah gue!.” Kata Ando sambil merayakan kemenangannya.
~o~
Pulang sekolah itu, Ando yang mengambil sepeda bersama teman-temannya, dan mengenang kemenangan tadi, tiba-tiba dia didatangi oleh Nattasha.
“Oh..oh.. Hai!” kata Ando sambil tersenyum dengan pipinya yang bonyok di kanan.
……….. PLAK!!!

Tiba-tiba tamparan dari dara manis itu mendarat ke pipi kanan Ando, serasa melayaaang. “AAAAAAAAAAAANJIIING PIPI GUA MEMAR MASIH DITAMPAR NJIIIIIIIIIIING.” Dihati Ando, Ando yang sambil memegangi pipinya bertanya, “Kenapa?”. Lalu Nattasha pergi entah tanpa sepatah-kata.


Tidak ada komentar: