Pagi
itu, di hari yang cerah, matahari begitu manja menyebar sinar dan kilaunya,
begitu juga bunga-bunga yang menyambut mesra, dan tentu saja, Pak Khalil yang rumahnya
depanku, mem-bleyer sepeda motornya
begitu matahari datang.
Namaku
Apriando Aji, biasa dipanggil Ando, Aji, Pria, Ciplek. Yah, karena entah kenapa
aku yang nggak ada keturunan cina ini kelopak mataku sipit, dan tentu saja gaya
rambut semi mohawk berbuntut tetap menjadi pilihanku, walaupun kadang cekcok
sih sama ayah, katanya kayak anak berandal, emang iya, eh nggak eh Aahh
udahlah. aku paling suka berantem, apalagi sama preman deket rumah, bisa pulang
babak belur tiap malam Cuma gara-gara cekcok rebutan kopi.
Lalu
aku pun bergegas bangun dari tidurku, tidur yang tak nyenyak. Bangun dengan
mata memerah, badan lemas, lunglai, serasa sakaw, eh tidak, ini hanyalah bangun
tidur, bung!. Ya, aku adalah mungkin bisa disebut insomnia akut, karena aku
tidak pernah bisa tidur sebelum jam 12, atau mungkin aku terlahir nokturnal, ah
sudahlah…
“Ma,
berangkat dulu yaa.” Kataku sambil mengunyah roti meses buatan ibukku. Kukayuh
sepedaku menuju sekolahku. Ditengah jalan, aku mulai menyapa mereka orang-orang
sekitar rumah, mulai dari penjual koran, bensin eceran, sampai orang-orang tua
yang lagi jogging, dan berpapasan dengan teman-temanku, Oh iya, kukenalkan juga
mereka, yang kacamata namanya Dio, tinggi, juara taekwondo, tau sendiri, muka
dia cina, suka koleksi bokep, suka
banget ngeliatin cewek yang mungkin sengaja atau aku yang nggak tau suka
mamerin dada sama pantatnya, walaupun kadang aku juga ikut sih hehe. Kalo ini
namanya Bara, Berandal asal gorontalo, pindahan. Orangnya gede, kulitnya coklat
kehitaman, rambutnya keriting tapi di mohawk, panjang lagi, jadi inget genji di
crows zero, Cuma ini gede, belo, pesek, item, idup lagi. Dan tak terasa kami sudah sampai disekolah, mungkin
segarnya angin dan hangatnya sinar matahari membuat kami menikmati perjalanan
ini.
Sekolah
Diamante 03. Terlihat bangunan yang
berdiri tinggi dan kokoh berwarna abu-abu dan putih, gak usah mbayangin rumah
sakit deh. Sekolah ini menurutku “cantik”, karena taman yang berisi tumbuhan
hijau dibentuk lingkaran dan tanaman-tanaman hias yang ditengahnya ada air
mancur bersama dengan kolam kecil dan ikan-ikan lucunya, tapi mungkin udah
nggak lucu soalnya si Dio udah masukin baby
shark ke dalamnya……… oke. Lalu keistimewaannya lagi adalah taman itu diatur
rapi sedemikian rupa bersama jalan setapak yang membuat kaki dan mata tak capai
untuk berkeliling melihatnya, apalagi pacaran, ciheyyyy.
Masuklah
kita bertiga kedalam kelas, kelas ini mungkin bisa disebut cozy, karena desain
dan penataannya yang diatur oleh Lintang, sekretaris kelas ini, simple sih,
warna kelas yang krem, laku hiasan-hiasan lukisan dari teman-teman sekelas, dan
foto kami pada saat classmeeting, tentu saja dengan adegan yang absurb.
“Hey
bro, lo tau gak, gue barusan dapet tiket konser raissa!!!” kata Aray.
Siapa
Aray? Aray adalah pemuda jawa-madura kekar tanpa rasa takut gila bola berambut
situasional, kalo pas rajin rapi, kalo pas gila, sama kayak si Bara, Cuma lebih
parah, ditambah skin garis sampe tengah, katanya ngikutin tren. Dia ini suka
godain cewek, apalagi si Natasha. Lagian juga orangnya lucu.
“Ah
yang bener? Dapet darimana lo?” kataku.
“Biasa,
pre-sale, mau gak? Tuker sama bangku lo ye?” kata Aray.
“Oi
ray, lo bisa pesenin buat gue gak?” kata Bara.
“O..
gak bisa, raissa Cuma milik gue seorang, gak ada yang boleh dapet selain gue!”
balas Aray semangat.
~o~
Pelajaran
dimulai, Matematika, pelajaran yang paling aku nggak bisa, padahal semuanya sih
nggak bisa, ini yang paling, lagian log itu buat apaan, sih, kalo juga aku
kerja di bagian perhitungan, pake kalkulator kan bisa, semua senang.
“Plek,
Gue punya kaset baru, Ai shinozaki Pleeek, gede!” kata Dio sambil bisik-bisik
karena guru sedang menerangkan.”
“Wanjiiir!
Sampulnya Yo.. gue pinjem ye?” Kataku bersemangat.
“Boleh
boleh, tapi dengan satu syarat, lo harus dapetin foto Natasha yang paliiiing
cantik, buat gue pastinya.” Balas Dio
“Deal,
gampang kalo itu, gue jagonya! Sini-sini gue bawa pulang.”
Natasha,
cewek bintang sekolah asal dari bandung, ahey awewe bandung emang geulis euyy,
kulitnya yang putih dan halus ditambah rambut panjangnya, matanya yang bundar
seakan memancarkan cintaaa. Dia ini adalah target kita berempat, dan mungkin
target sesekolah, atau juga guru PPL Fisika yang barusan semester 3 kuliah,
wanjir pedopil.
Setelah
itu kami menjalani pelajaran demi pelajaran, waktu terasa lama sekali ketika
kami mencoba mencerna apa yang guru ajarkan, lagi pula bagaimana pelajaran bisa
masuk kalau saja pelajarannya membosankan. Nah aku ceritain kebiasaan temanku
satu persatu, si Dio. Nah udah ketebak kan? Dia ini maniak bokep, jadi ya kalo lagi bosen ya baca majalah playboy. si Aray,
paling-paling ngebersihin sepatu bolanya, mainin bola, atau buka TL ngestalk
bola. Si Bara, Ngorok, kalo nggak ya main kartu sama aku, yah tergantung aja
sih lagi pengen main apa.
“ANDO!
BARA! KALIAN MAJU KEDEPAN!” tiba-tiba guru mat itu berteriak.
Lantas
kartu-kartuku pun berjatuhan, kami berdua pun maju.
“KALIAN
INI, SELALU SAJA TIDAK MEMPERHATIKAN, MAU JADI APA KALIAN NANTI HAH? IBU HUKUM
KALIAN, BERDIRI DI LAPANGAN SAMBIL HORMAT KE BENDERA SAMPE ISTIRAHAAAAAAAAAT…”
teriak tarzan, eh guru mat, sampe-sampe kalo digambarin nih, kita berdua udah
kelempar jauh keluar, kaca-kaca pecah, bumi kiamat ……………… oke. Lanjut.
~o~
“Anjing
lo plek.” Kata Bara.
“Lo
anjing.” Balasku
Kami
berdua pun berpanas-panasan dibawah terik matahari, kalo liat wajahnya bara,
kayak ikan dibakar udah mateng, Item.
Basah. Desah. Asin. Akhirnya istirahat pun dimulai, hukuman kami selesai,
dan kami langsung tancap main bola tanpa balik ke kelas sampai pelajaran lagi.
“Oi,
kelas 11 Udah kita kuasain kecuali 11 IPA 4, si ronald, gimana soal kakak kelas
sama adek kelas?” kata Bara sambil memakan kebab.
“Iya
Plek, lo sebagai ketua, seharusnya kita harus memperluas kekuasaan, biar kita
bisa nguasaain sekolah ini!.” Kata Dio
“Bentaran
dikit napa, lagian kelas 10 juga masih cupu, lo gak liat apa mukanya? Anak mami
semua, kayak lo yo!” balasku
“Bangsat
lo! Haha” kata Dio sambil ketawa.
~o~
Ditengah
perbincangan kami, Ega, ketua kelas kami berlari menuju bangku makan kami, “Woy
berandal, tu liat kelas kita diacak-acak sama Ronald! Berlima sama temennya,
cepet!” kata Ega sambil terengah-engah.
“Cok,
panganan anyar, Budhaaaal.” Kataku sambil berlari.
-
Dari sini aku-nya udah
diganti sama ando, jadi aku itu tadi ando, cheers! -
“MANA
ANDO HAH? MANA BARA? MANA ARAY? MANA DIO? MANA MEREKA? MANA ”SRIGALA” ?
KELASNYA GUE ACAK-ACAK, LEMAAAAH, MEREKA CUMA ANJING! MEREKA SAMPAH!.” Kata
Ronald dengan keras.
Mendengar
itu Natasha agak risih, sehingga dia tiba-tiba mau keluar kelas, lalu
diperjalanan tangannya dipegang Ronald, “Mau kemana, Cantik?” goda Ronald.
“Lepasin nggak!” kata Natasha, “Eitts, kamu harus sama aku.” Kata Ronald Maksa.
Tiba-tiba………
~~~WUSSHHHH
BRAKKKK KCAU KCAU!!. Terdengar suara terlemparnya manusia ke bangku dan tembok,
ternyata Ando, yang berlari dan langsung lompat dan menendang anak buah Ronald,
disusul Bara yang mencekek anak buahnya yang lain, Aray dengan spesialnya,
uppercut, dan Dio dengan kaki khas taekwondonya, mereka masuk dan melihat
keadaan kelas sudah porak-poranda.
“Wuh,
kotor amat kelas ini, Oi, lo gak piket ya?” kata Aray menunjuk Risa, risa diam,
masih takut, mencekam.
“Eleh-eleh,
Tadi pagi gue udah ngerapiin bangku, masak gak beraturan lagi, alaaa.” Kata
Bara
Lalu
Aku, langsung mengambil kursi dan duduk, dan berbincang sambil menyindir
Ronald, “Bro, ngapain bro kesini bro, itu juga ngapain tangan pegang pegang
putri kita?”
“Ee…e…e..h,
anu…nu.. ee… ini gue mau kenalan sama Natasha.”
“Lepasin
tau nggak!” kata nattasha sambil menarik tangannya lalu keluar kelas.
“AAAAAAAAAHH
BAJINGAN LO NDOOOO!” kata ronald
Bam..
sebuah pukulan keras mendarat di pipi Ando, Ando masih berdiri tegak memasukkan
tangan di saku, dan meludah di baju Ronald, “Udah, gitu doang?” kata Ando, belum
puas, Ronald melayangkan pukulan lagi ke piki kanan Ando
BAMM!! Lebih keras, hidung Ando
mulai mengeluarkan cairan merah, Laki, darah.
“Ngantuk nih ah, selesaiin aja ndo keburu
laper lagi guaa.” Kata Bara. Ando pun dengan cekatan memukul pipi kiri Ronald,
Ronald membalas, namun gerakan Ando terlalu cepat untuk Ronald, Ando memberikan
gerakan tipuan, lalu menendang perut Ronald dan memukul pipinya sekali lagi,
Ronald terpental ke bangku, Ando yang belum puas menarik Ronald dan memukulinya
lagi, lalu mengambil kepalanya dan membenturkannya dengan dengkul Ando.
Darah
bercucuran, Ronald pingsan.
“SERIGALA!!!!!”
kata Ando!
“YEAHH
ITU ANDO YANG GUE KENAL! HAHAHA!” Kata Dio
Berlanjut
dengan anak buah Ronald yang menggotong ronald, lalu tiba-tiba Ando berkata.
“11 IPA 4, Gabung sama gue!, lo sekarang anak buah gue!.” Kata Ando sambil
merayakan kemenangannya.
~o~
Pulang
sekolah itu, Ando yang mengambil sepeda bersama teman-temannya, dan mengenang
kemenangan tadi, tiba-tiba dia didatangi oleh Nattasha.
“Oh..oh..
Hai!” kata Ando sambil tersenyum dengan pipinya yang bonyok di kanan.
……….. PLAK!!!
Tiba-tiba
tamparan dari dara manis itu mendarat ke pipi kanan Ando, serasa melayaaang.
“AAAAAAAAAAAANJIIING PIPI GUA MEMAR MASIH DITAMPAR NJIIIIIIIIIIING.” Dihati
Ando, Ando yang sambil memegangi pipinya bertanya, “Kenapa?”. Lalu Nattasha
pergi entah tanpa sepatah-kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar